Saturday 17 December 2011

puisi tentang hidup

HIDUP

Beribu harapan telah hilang bersama waktu
Terhanyut dan tergugur bagai bunga di musim gugur
Dedaunan berjatuhan bagai tak ada ada tangkai tuk bersandar
Hati yang tersayat luka
Tak ka hilang semudah membalik tangan
Kenapa hidup bagai angin yang datang dan pergi
Bagai air yang mengalir yang tak kan membalik arus
Tak kan kembali dengan arah yang lurus ataupun berkelok
Imungkin itulah  hidup yang tak kan terhenti dengan waktunya
Dan slalu berjalan dengan kenyataan yang ada
Penuh dengan tanya
Penuh dengan cerita
Penuh dengan rasa
Dan penuh dengan topeng
Jika hidup seperti air yang mengalir dan bumi yang berputar
Apakah hanya ada dua warna yang menyelimutinya
Hitam dan Putih
dan dua kata yang menjadi rohnya
Benar atau salah
Yang slalu menjadi penghakiman

cerpen BUNGA DITEPI JURANG


BUNGA 

Ketika cinta tak dapat dimengerti, selalu ada tanya dalam hati ingin rasanya mencoba mencari sela di sesaknya nafas yang terpenjara di relung hati. Tertatih menjalani hari yang terus menerus berpacu dengan waktu, waktu yang tak mau mengerti tak mau melihat tak mau mendengar dan tak mau merasakan suara-suara hati yang terus beradu bagai ombak yang terus menerjang karang dan terus mengikis dan mengikis karang itu. Sebuah cerita tentang  tanaman yang tumbuh liar tak ada satu mata pun melihat dan memperhatikan bunga itu tumbuh terus berkembang dan pada akhirnya mekar walaupun bunga itu belum menampakkan wanginya tapi bunga itu dengan segala perjuangannya menghadapi berbagai musim dia mencoba bertahan untuk tetap hidup dan dapat menunjukkan pada dunia bahwa dia dapat bertahan dapat tumbuh dapat berkembang dan dapat berbunga dengan getir paitnya hidup dia tetap tegar walaupun dia selalu merasa sendiri. Dan pada suatu saat dia menjumpai kumbang yang telah sekian lama beralalu lalang dihadapannya sampai akhirnya kumbang itu tak terlihat lagi dan menghilang entah kemana. Bunga tetap berharap ada seekor kumbang yang mau menemaninya untuk tetap bertahan dalam setiap musim . Tapi sayang dipenghujung waktu penantianya bunga belum menemukan apa yang dia ingin. Bunga  tumbuh liar yang mencoba selalu bersahabat dengan alam dan  terbiasa dengan kekecewan yang datang silir berganti. tetap mencoba mengarungi hidup dan membuat dirinya tetap berharga untuk dirinya dan untuk alam yang telah memberi tempat dia hidup.
Dan pada masanya bunga yang sedang tumbuh dan bertahan di tepian jurang yang tak ada satu orang pun mau merawat bunga itu terlihat mulai layu, hujan yang tak kunjung datang dalam musim yang lama tuk dinanti mencoba bertahan dan tetap mencoba tersenyum pada dunia. Karena bunga yang liar itu mencoba mengerti arti hidup yang penuh dengan hukum rimba. Walaupun oase yang dicarinya belum dia temukan tetapi hanya sekuntum bunga yang mengerti bahwa dunia akan indah dengan adanya bunga walaupun tak ada yang peduli dan hidup liar tak terawat tetapi bunga itu tetap indah dengan kesederhanaanya.
Dalam sebuah harapan

Ku berjalan diantara sekat langit dan bumi
Dalam sketsa sebuah kehidupan
Ku melihat mentari senantiasa memberi
Ku melihat air senantiasa memberi
Dan udara senantiasa memberi ...
Semua yang ada di kehidupan ini selalu
Berputar dalam prosesnya
Terasa indah ketika essensi kehidupan
Tak menjadi sejarah dalam romanntisme masa lalu
Sebuah kehidupan yang terlupakan
Kedamaian yang selalu ada
dan tak menjadi impian
untuk jiwa-jiwa yang mengharapkan
Sebuah harmoni dalam sebuah waktu
Untuk sebuah perubahan
Yang selalu dinamis penuh dialektika
Dan dinamika

SENJA

SENJA DIKALA SORE....

Matahari  kian menampakan warnanya, menghiasi langit sore. Mega-mega menawarkan keindahan digemerlapnya hitam putih dunia. Kala angin sore menghelaikan sentuhannya, terasa hangat menghangatkan bumi. Di sudut pojok  jendela terlihat senja dengan  aroma wanginya memandang keindahan sore. Rona warna  wajahnya seakan tersimpan banyak tanya di hati.  Senja yang selalu memberi warna di setiap harinya tak terlihat lagi memberi warna untuk dirinya dan bumi yang dipijaknya. Detik jam terdengar dalam ruang-ruang  hampa. Tak terlihat dan tak terdengar nyanyian burung yang slalu menemani senja. Senja tak seperti  biasa, dalam secangkir teh hangat dan wangi aroma teh .. Senja merangkai sebuah cerita dalam sebuah coretan-coretan kayu berselimuti warna. Dalam gambar-gambar goresan lembutnya, Senja menari dalam kuas dan nyanyian hatinya. Ketika hati bersuara dalam diam terlihat rintik-rintik air yang membasahi lukisannya. Tergambar sebuah bintang yang terlihat indah di gelapnya malam dan memancarkan sinarnya. Bintang yang selalu setia pada malam, bintang yang selalu memberi keindah pada langit dan menjadi pelangkap hiasan surya.  Waktu seperti terhenti Senja tak memberi kehidupan lagi dalam melukiskan keindahan bintang, senja yang selalu berteman dengan langit seperti bintang yang selalu berkawan dengan langit  terdiam dalam kesunyian. Langit yang berganti dengan malam yang tlah memenjarakan senja, bintang yang terlukis indah itu tak memberi  dan menawarkan cahayanya lagi dan tak memberi ruang. Ruang yang mungkin kosong tanpa hembusan angin yang slalu menghidupkannya  atau terisi oleh angin yang  mungkin tak terlihat tapi ada. Ketika malam datang dengan sambuatan  langit yang slalu ditemani bintang. Senja memandang bintang dalam nyata tetapi bintang hanya menjadi bayangan dalam kegelapan yang terlihat semu dan gelap. Bintang cukup jauh terlihat dan cukup jauh untuk ada.  Mata indah senja tak tau harus memberi warna apa dilukisannya, pada bintang yang tak bisa dan tak mau mengerti akan derai-derai suara alam yang penuh rahasia.  Waktu terus berjalan  pagi, siang , senja dan malam terus berganti, senja yang tak ingin terperangkap dalam waktu dan ruang kosong, bercita dalam asa, berdamai dengan  bumi yang nyata. Yang  tersisa hanya sepenggal  kata, mungkin Senja akan menjadi senja dan bintang akan menjadi bintang ,dan bumi akan tetap sama masih akan berputar pada porosnya, tak akan berubah dan akan menjadi rahasia semesta.

Tuesday 14 June 2011