SENJA DIKALA SORE....
Matahari kian menampakan
warnanya, menghiasi langit sore. Mega-mega menawarkan keindahan digemerlapnya
hitam putih dunia. Kala angin sore menghelaikan sentuhannya, terasa hangat
menghangatkan bumi. Di sudut pojok jendela
terlihat senja dengan aroma wanginya
memandang keindahan sore. Rona warna
wajahnya seakan tersimpan banyak tanya di hati. Senja yang selalu memberi warna di setiap
harinya tak terlihat lagi memberi warna untuk dirinya dan bumi yang dipijaknya.
Detik jam terdengar dalam ruang-ruang
hampa. Tak terlihat dan tak terdengar nyanyian burung yang slalu
menemani senja. Senja tak seperti biasa,
dalam secangkir teh hangat dan wangi aroma teh .. Senja merangkai sebuah cerita
dalam sebuah coretan-coretan kayu berselimuti warna. Dalam gambar-gambar
goresan lembutnya, Senja menari dalam kuas dan nyanyian hatinya. Ketika hati
bersuara dalam diam terlihat rintik-rintik air yang membasahi lukisannya.
Tergambar sebuah bintang yang terlihat indah di gelapnya malam dan memancarkan
sinarnya. Bintang yang selalu setia pada malam, bintang yang selalu memberi
keindah pada langit dan menjadi pelangkap hiasan surya. Waktu seperti terhenti Senja tak memberi
kehidupan lagi dalam melukiskan keindahan bintang, senja yang selalu berteman
dengan langit seperti bintang yang selalu berkawan dengan langit terdiam dalam kesunyian. Langit yang berganti
dengan malam yang tlah memenjarakan senja, bintang yang terlukis indah itu tak
memberi dan menawarkan cahayanya lagi dan
tak memberi ruang. Ruang yang mungkin kosong tanpa hembusan angin yang slalu
menghidupkannya atau terisi oleh angin
yang mungkin tak terlihat tapi ada. Ketika
malam datang dengan sambuatan langit yang
slalu ditemani bintang. Senja memandang bintang dalam nyata tetapi bintang
hanya menjadi bayangan dalam kegelapan yang terlihat semu dan gelap. Bintang
cukup jauh terlihat dan cukup jauh untuk ada. Mata indah senja tak tau harus memberi warna
apa dilukisannya, pada bintang yang tak bisa dan tak mau mengerti akan
derai-derai suara alam yang penuh rahasia. Waktu terus berjalan pagi, siang , senja dan malam terus berganti,
senja yang tak ingin terperangkap dalam waktu dan ruang kosong, bercita dalam
asa, berdamai dengan bumi yang nyata.
Yang tersisa hanya sepenggal kata, mungkin Senja akan menjadi senja dan
bintang akan menjadi bintang ,dan bumi akan tetap sama masih akan berputar pada
porosnya, tak akan berubah dan akan menjadi rahasia semesta.
No comments:
Post a Comment