Thursday 22 March 2012

sindrom patah hati

kenapa setelah putus banyak yang sakit hati? waktu pacaran, selalu bilang cintanya tulus, semua yang dilakukan demi kamu, apa aja buat kamu? tapi ketika putus, masa-masa indah menjadi suatu kerugian, rugi udah ngasih ini, usah ngasih itu, udah  melakukan ini, melakukan itu,.. jika kembali pada saat-saat masih jadian, apa semua yang dilakukan itu tulus? hanya untuk kebahagiaan pasangan?
terkadang jawabannya adalah, semua yang dilakukan tak beda dengan investasi. maka ketika putus, putus juga "bunga-bunga" dalam hidup. semua langsung dihitung, pengeluaran-pengeluaran yang jadi biaya, pengorbanan - pengorbanan yang dilakukan. dan hasil dari itung-itungan yang tak akan kembali, yang ada adalah sakit hati,  kecewa,  menyesal atau merasa kalau selama ini yang dilakukan adalah kebodohan.
selama ini, pacaran yang dilakukan apakah hanya sebatas investasi? atau bagian dari proses hidup? ketika kita menganggapnya bagian dari proses hidup, akan lebih legowo, atau berbesar hati ketika putus, dan dapat mengambil hikmah dan sarana introspeksi untuk kedepannya, dengan tetap merasa optimis untuk cinta yang baru, tanpa dendam untuk cinta yang lama, karena telah memberi pelajaran berharga.
cinta sejati akan membawa keindahan ketika datang, membuat kehidupan lebih baik saat dijalani dan tetap membawa kebaikan, sekalipun cinta itu telah pergi. 
jika sebuah hubungan percintaan dianggap sbagai investasi, maka jangan terlalu berlebihan, dalam memberi, atau berharap, untuk menghindari kebangkrutan jika putus.hehehehe

aku yang patah hati

aku berjalan, berlari, tanpa tanpa tahu apa yang ingin aku temui
aku menghindar, bersembunyi, tanpa tahu apa yang aku takuti
aku ingin punya sayap, tanpa tahu kemana aku ingin terbang
aku ingin melangkah pergi, tanpa tahu kemana aku akan berhenti
aku ingin diam, menunggu, tanpa tahu kapan kau kembali..

tanpamu
aku seperti butiran debu di udara
seperti ombak di lautan
seperti awan di langit




sakit hati

Kenapa bisa sakit hati?

kenapa bisa sakit hati? apa karena kita dibohongi? merasa dipermainkan? merasa  disakiti? merasa dizolimi?
kita ambil sebuah contoh kejadian dan kita analisis.. cekidott

terkadang kita marah untuk hal-hal sepele, misalya anda sedang enak-enakan bawa motor dengan santainya, tiba-tiba ada yang berhenti mendadak, atau mengklakson, atau ngebut serampangan. Walaupun cuma bikin kaget, dan alhamdulillhanya tidak terjadi kecelakaan karena itu, tapi anda jadi emosi dan marah, kenapa? coba tanyakan pada hati kecilmu? kenapa kamu marah? mungkin  jawabnya karena sipengendara itu seenaknya, ceroboh, tidak seharusnya dia ngebut, apalagi bunyiin klakson sekeras itu..lalu aku tanyakan lg kenapa karena alasan itu itu anda marah?.. mungkin alasannya kita memiliki prefensi yang tinggi terhadap diri kita, kita menganggap diri kita tinggi, sehingga tidak boleh ada yang seenaknya dengan kita, barangkali kita marah  bukan hanya pada tindakan yang membahayakan di jalan raya, tapi tindakan yang mencederai preferensi diri sendiri yang telah dibangun..
kita ambil contoh yang lebih dekat dengan  realita, ketika anda ketemu orang yang anda kenal, lalu anda tersenyum lebih dulu, entah karena apa orang yang kita senyumin itu tidak membalas senyum kita, apa yang anda rasakan? mungkin jawabannya lebih menyalahkan orang yang anda beri senyuman, menganggap dia sombong, jual mahal, nyebelin, dan atau merasa mubazir senyum anda yang mahal dan berharga mubah tanpa balasan, dan bertekad memasukkan nama orang itu ke dalam daftar orang yang tidak akan anda senyumin terlebih dahulu.
contoh lain, ketika anda bertemu dengan teman yang kebelulan sedang bad mood, dan sebenarnya wajar jika anda kecipratan, entah dijudesin atau bahkan dimarah-marahin, teman anda membuat pertemuan yang terjadi jadi buruk juga. apa yang anda rasakan? mungkin jawabannya tidak seharusnya ketika dia sedang bad mood, dia meluaapkan emosinya pada anda yang tidak tahu apa-apa, tindakan tersebut sangat menyebalkan dan tidak adil.
permasalahan sakit hati dengan contoh kejadian diatas merupakan sakit hati yang ringan, anda bisa saja melupakannya seiring waktu, tapi anda tetap menyimpan keksalan ketika anda mengingat momen tersebut, dan  anda akan kembali merasakannya jika kejadian itu terulang kembali. sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit, tapi jika yang dikumpulkan adalah sedikit demi sedikit  adalah sakit hati yang ada bukitnya adalah penyakit,  tekanan batin bisa menyebabkan  darah tinggi dan  menyerang jantung.
perasaan sakit hati seperti itu adalah karena preferensi yang tinggi terhadap diri sendiri, kita merasa tidak seharusnya seperti itu, seharusnya seperti ini.. dan peraturan dalam hubungan sosial itu dibuat berdasarka pemikiran kita, berdasarkan persepsi kita terhdap diri sendiri.untuk menghadapi  situasi seperti itu, mulailah untuk menurunkan preferensi diri kita, bukan menjadikan anda minder, hanya merubah sedikit persepsi untuk belajar bertoleransi, dan mengira-ngira kebutuhan orang lain, yang tentu saja arahnya positif. misalnya teman anda sedang marah-marah karena bad mood, toleransilah, ada kala nya kita tidak menemukan alasan yang positif kenapa dia melalukan hal tersebut, toleransilah, dengan berfikir, saya tidak tahu apa yang terjadi padanya, mungkin saat ini yang dia butuhkan adalah untuk melakukan hal tersebut, dia melakukannya untuk membuatnya lebih baik, mengertilah, itu kebutuahannya saat ini, kita membantu dia dan diri kita sendiri dengan memberinya toleransi. dengan memberi toleransi tidak ada lagi sakit hati yang terpendam, tidak ada lagi jengkel ketika menghabiskan waktu disaat teman kita bad mood. kita bisa tetap tersenyum dalam situasi yang tidak menyenangkan, karena kita berhasil memberi toleransi. atau kita bisa melakukannya dengan niat untuk memberi perhatian lebih pada kesehatan, jika kita terpancing untuk marah kita bisa sakit jantung. ga mau kan? so.. be happy. oleh nanatun