Tuesday 2 February 2016

Galau Karena Rizki? Janganlah..

Galau Karena Rizki? Janganlah..


Imam Ibnul Qayyim berkata:

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkan diri dengan rizki yang sudah dijamin untukmu. Karena rizki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rizki pasti datang.

Jika Allah dengan hikmahNya berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti dengan rahmatNya membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar.

Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya 2 jalan rizki yang lain (yakni dua puting susu ibunya), dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu, rizki yang lebih baik dan lebih lezat dari rizki yang pertama. Itulah rizki susu murni yang lezat.
Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka 4 jalan lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya yaitu 2 makanan dan 2minuman. Dua makanan dari hewan dan tumbuhan. dua minuman dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.

Kemudian ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah membuka baginya jika dia hamba yang beruntung 8 jalan,itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.

Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murahan, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.”

Setelah membaca kalam Imam Ibnul Qoyyim diatas, saya teringat dawuh Guruku yang dinukil oleh putranya "Santri Aktif apalagi yang sudah berkeluarga, jangan memikirkan rizki, eman energi jangan dibuat mubadzir oleh sesuatu yang sudah dijamin oleh Allah. Pikirkan kewajiban2 sendiri, kewajiban ibadah kepada Allah Swt, kewajiban ngaji dan belajarnya, kewajiban usaha tidak usah memikirkan hasilnya dan belajar menerima apa yang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT".

Saya juga teringat keterangan dalam kitab Is'adur Rofiq waktu mutholaah dulu. Singkatnya Jangan berlebihan dalam bekerja sehingga mengurangi waktu beribadah karena jika Allah sudah mentakdirkan jumlah rizkinya tidak akan bertambah atau berkurang, yang penting sudah membuka jalan untuk menyambut datangnya rizki.
Semoga manfaat..

No comments:

Post a Comment