Tuesday 2 February 2016

Kisah Nyata Hikmah Perayaan Maulid

Kisah Nyata Tentang Perayaan Maulid
----------------------------------
PENCINTA MAULID
Sebuah kisah yang terjadi pada masa Sultan Shalahuddin berkuasa, dimana setelah Beliau mengumumkan dan memerintahkan agar seluruh kaum muslimin sedunia mengadakan Haflah/
perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. di negaranya masing-masing pada tahun 580 H, ada seorang saudagar kaya raya yang tinggal sebuah pemukiman penduduk desa/qoryah di suatu lembah.
Saudagar ini juga mendengar pengumuman Sang Sultan agar kaum muslimin tiap tanggal 12 Rabiul awal mengadakan acara maulid nabi dengan membaca shalawat nabi dan sejarahnya.
Maka saudagar ini sebelum tanggal 12 Rabiul awal pergi ke pasar sendiri dan belanja makanan dalam rangka menjamu tamu saat diadakan peringatan maulid nabi di rumahnya dengan mengundang tetangga kanan kirinya.
Tiap tahun dialakukan seperti itu, saat ditanya pegawainya, kenapa harus kepasar sendiri, kenapa tidak menyuruh pegawainya saja untuk pergi ke pasar belanja, Saudagar itu menjawab, saya pergi belanja kepasar sendiri, itu saya lakukan demi cinta saya pada nabi Muhammad SAW.
Pada suatu saat dia diuji oleh Allah, dagangannya bangkrut, hartanya habis, bahkan untuk makan saja susah. Dan menjelang tanggal 12 Rabiul awal sebagaimana biasanya dia mengadakan peringatan maulid Nabi di rumahnya, tahun itu dia tidak bisa lagi. Suatu hari dia kelihatan bersedih dan murung di kamar, rupanya ada hal besar yang dia sedang pikirkan.
Melihat wajah yang sedih itu, istrinya menghampirinya dan menenangkan jiwanya sambil berkata :
“Kenapa Kakanda kelihatan murung dan ini tidak biasanya Kakanda bersedih seperti ini, ada apa gerangan yang menjadikan Kakanda bersedih, apakah Kakanda memikirkan harta kita yang habis ini?” Saudagar itu menjawab: “Wahai Adinda istriku tercinta, saya bersedih bukan karena memikirkan harta kita yang habis, juga bukan karena tiap hari kita kekurangan makanan, tetapi saya bersedih karena saya tahun ini tidak bisa mengadakan peringatan maulid nabi di rumah kita, saya bersedih karena tidak bisa mengundang tetangga kanan kiri untuk membacakan shalawat dan sejarah nabi Muhammad SAW”.
Istrinya yang shalehah itu berkata : “Wahai suamiku, bagaimana pendapat kakanda kalau saya gadaikan diri saya untuk bekerja serabutan atau sebagai pembantu di rumah orang kaya di kampung kita ini, dengan begitu saya akan dapat uang dan uang itu bisa kakanda gunakan untuk mengadakan acara maulid nabi dirumah kita”. Suaminya menolak dan berkata: “Jangan, aku tidak rela kalau engkau yang bekerja, akan tetapi jika anak-anak kita yang bekerja saya setuju”. Tiba-tiba anak-anaknya pada datang dan menawarkan diri.
Rupanya anak-anaknya sejak tadi menguping pembicaraan kedua orang tuanya ini. Maka berangkatlah keluarga ini kerumah orang kaya yang ada dikampung itu dan menawarkan salah satu anaknya untuk bekerja selama satu tahun dengan syarat uang gajinya diberikan didepan.
Orang kaya itu setuju dan meminta anaknya yang paling besar untuk bekerja di rumahnya selama satu tahun dengan gaji 10 Dinar.
Selanjutnya uang itu dibawa ke pasar dan belanja makanan, buah-buahan, gandum dan lain-lain.
Setelah dirumah bahan makanan itu dimasak dan pada tanggal 12 Rabiul Awal, dia mengundang tetangga kanan kiri agar hadir di rumahnya untuk membacakan shalawat nabi bersama-sama sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Rupanya tetangganya itu tidak ada yang mau datang, ada yang alasan giginya sakit, ada yang beralasan ada keperluan lain, intinya tidak ada orang yang mau datang sejak dia jatuh miskin ini. Maka bertambah sedihlah hati si saudagar yang dulunya kaya ini.
Dia pergi ke kampung sebelah juga tidak ada yang mau.
Tapi pada saat dia berada ditengah jalan diluar kampung, dia bertemu dengan sekelompok orang bersurban putih-putih dan diantaranya ada salah seorang bersurban hijau.
Saudagar ini langsung menawari agar mereka sudi mampir ke rumahnya untuk membacakan shalawat bersama-sama. Sekelompok musafir ini bersedia, bahkan sambil berjalan menuju rumahnya saudagar itu mereka bershalawat pada nabi SAW. Sesampainya di rumah, saudagar ini mengeluarkan hidangan untuk disuguhkan.
Setelah dipersilahkan untuk mencicipinya, para musafir itu hanya membuka tutupnya saja tapi tidak ada satupun yang memakannya, lalu ditutup kembali.
Setelah beberapa saat para musafir ini minta ijin untuk pergi melanjutkan perjalanannya dan tinggallah satu seorang.
Betapa kagetnya saudagar ini saat melihat para musafir itu berjalan beberapa langkah tiba-tiba hilang. Maka salah seorang musafir yang tinggal berkata: “Saudagar! Ketahuilah kenapa mereka tidak mau makan hidanganmu? Karena kami ini adalah malaikat yang mendapat perintah Allah untuk menemuimu, sedangkan ada diantara kami yang berpakaian hijau itu adalah Rasulullah SAW.”
Setelah berkata begitu malaikat itu juga mohon diri dan tiba-tiba hilang dari pandangan mata.
Hati keluarga ini benar-benar tegang melihat kejadian ini dan betapa terkejutnya lagi setelah saudagar ini membuka tutup hidangan yang disiapkan untuk tamu tadi, karena buah-buahan, kue-kue dan makanan yang lain berubah menjadi emas murni yang mahal harganya.
Semua orang di keluarga ini menangis dan sujud syukur atas pemberian Allah ini. Maka menyebarlah berita ini ke seantero negeri, bahkan Sultan Shalahuddin sendiri sempat meninjau ke rumahnya dan memerintahkan sebagian pasukannya untuk ikut menjaga harta saudagar ini. Selanjutnya dijuallah sebagian kecil dari emasnya itu dan uangnya dipergunakan untuk menebus anaknya yang digadaikan dengan mempekerjakan selama satu tahun tadi.
Rupanya orang kaya yang mempekerjakan anaknya itu tahu akan berita yang dialami saudagar ini, maka anaknya itu dikembalikan begitu saja tanpa minta uang sepeserpun sebagai ganti ruginya.
Subahanallah, semoga kisah ini bermanfaat bagi kita semua, yang rindu akan hadirnya Rasulullah SAW disisi kita.
Aamiin.

No comments:

Post a Comment