Saturday 7 November 2015

Masuk Surga itu Nggak Penting..!" [Think Different ala Cak Nun]

Masuk Surga itu Nggak Penting..!" [Think Different ala Cak Nun]

Emha Ainun Nadjib, atau biasa disebut Cak Nun
adalah seorang ulama atau kyai yang punya pemikiran-pemikiran nggak umum, kadang kontroversial, berbeda dari kebanyakan ustadz. Tapi tentu saja pemikirannya sangat masuk akal, briliant, otentik dan bisa dipertanggung jawabkan.
Ulasan di bawah ini adalah beberapa dari banyak sekali pemikiran beliau yang dianggap sangat dahsyat untuk bahan renungan dan pembelajaran.

Ingat : Tulisan ini khusus untuk para gentho yang sedang berproses mencari kebenaran Allah SWT. Sing ngaku alim atau ahli ibadah minggiro dulu, menengo dhisik, gak usah komen. Jangan berharap ada dalil-dalil dari Syekh Zulkifli Jabal Syueb Sanusi (embuh
sopo kui?). Monggo.
BEBERAPA tahun belakangan marak 'SEDEKAH AJAIB'
yang sering digiatkan oleh itu, Si Ustadz 'anu'. Cak Nun hanya mengingatkan, "Sedekah itu dalam rangka bersyukur, berbagi rejeki & kebahagiaan TITIK, Bukan dalam rangka mencari rejeki. Ingat itu ! Kalau Anda
mengharapkan kembalian berlipat-Iipat dari sedekah, itu bukan sedekah, tapi dagang ! Paham?"
Beliau tidak mengecam juga, Iha wong taraf iman mereka masih segitu kok.
Kalau menyedekahkan uang, sepeda motor, mobil, rumah, helikopter atau apapun, ya wis, kasihkan saja TITIK !
Setelah itu Jangan Berharap apa-apa. Walau kita yakin akan dibalas dengan berlipat ganda, tapi
ketidak tepatan dalam niat menjadikan sedekah bukan Iagi sedekah, melainkan sekedar jual beli.
Sedekahnya sudah bagus, tapi janji Allah jangan pernah dijanjikan oleh manusia, nggak boleh !
Banyak orang beribadah yang masih salah niat gara-gara manut omongan si ustad motivator sedekah. Naik haji/umroh biar dagangannya lebih laris.
Sholat Dhuha biar diterima jadi PNS, biar duit banyak, biar jadi milyarder biar dihormati orang. lbadah itu dalam rangka bersyukur TITIK, Menangislah pada Allah tapi bukan berarti jadi cengeng. Nabi dalam sholatnya menangis, tapi sebenarnya itu adalah menangisi. Beda antara menangis dan menangisi. Kalau menangis itu kecenderungan untuk dirinya sendiri, tapi kalau menangisi itu untuk selain dirinya, juga untuk orangtua, anak, istri, kakek, nenek, saudara, sahabat dan seterusnya.
Ada seorang pedagang miskin yang daganganya nggak Iaku, dia sabar dan ikhlas : "kalau memang saya pantasnya miskin, dagangan saya nggak Iaku, saya ikhlas, manut ae. Yang penting Allah SWT ridho sama saya."
Malah keikhlasan seperti ini yang Iangsung dijawab oleh Allah dengan rejeki berlimpah yang tak
disangka-sangka datangnya.
Tapi kalau kita yang merasa sholeh ditimpa sial, dagangan nggak Iaku, biasanya Iangsung mewek : "Ya Allah kenapa saya kok melarat, miskin, dagangan gak Iaku, gak iso tuku montor, gak iso tuku mobil, aku salah opo sih..!???"
Waaahh..., malaikat langsung gregeten : "Oalaaaaah... cengeng byanget kowe iku!!!"
Iman seseorang memang tidak bisa distandarisasi.
Tiap orang mempunyai kapasitas iman yang berbeda. Makanya kalau jadi imam harus paham makmumnya.
Makmumnya koboi tapi bacaan imamnya panjang-panjang disamakan dengan anak pesantren. Akhire makmumnya nggerundel neng mburi, gak ihklas....
Cak Nun mengingatkan: usahakan berbuat baik jangan sampai orang tahu. Kalau bisa jangan sampai orang tahu kalau kita sholat. Lebih ekstrim Iagi, jangan sampai Allah tahu kalau kita Sholat (walau itu nggak mungkin). Pokoknya Iakukan saja apa yang diperintahkan dan jauhi yang dilarang-Nya TITIK,
Itu adalah sebuah bentuk keikhlasan, tanpa pamrih yang luar biasa. Sudah suwung, sudah nggak perduli dengan iming-iming imbalan pahala, Yang penting Allah SWT ridho, nggak marah sama kita.
Motong rambut atau kuku nggak harus nunggu hari Jum'at.
Lha wong pingin (ML) aja kok ya harus nunggu malam Jum'at, ki piye to? ltulah kita, tarafnya masih kemaruk pahala. Nggak ada pahala, nggak ngibadah. lni jangan diartikan meremehkan Sunnah Rosul. Pikiren dewe!
"Surga itu nggak penting..!" kata Cak Nun suatu kali. Allah memberi secara bias yang bernama surga dan neraka.
Tapi kebanyakan manusia hanya kepincut pada surga.
Akhirnya mereka beribadah tidak fokus kepada Allah.
Kebanyakan kita beribadah karena ingin surga dan takut pada neraka. Kelak kalau kita berada di surga,
bakalan dicueki oleh Allah. Karena dulu sewaktu di dunia cuma mencari surga, nggak pernah mencari Allah.
Kalau kita mencari surga belum tentu mendapatkan Allah. Tapi kalau kita mencari Allah, otomatis mendapatkan surga. Kalau nggak dikasih surga, terus kita kost dimana???
"Cukup sudah, jangan nambah file di kepalamu tentang surga dan neraka. Fokuskan dirimu hanya pada Allah SWT. Karena sebenarnya orang yang berada di surga adalah orang yang mencari Allah. Dzat yang sangat Iayak dicintai di atas segala makhluk dan alam .

No comments:

Post a Comment