Tuesday 11 August 2015

menjaga lisan dan keutamaan diam

Menjaga Lisan dan Keutamaan Diam
      Berikut ini penyakit-penyakit lidah dimulai dengan yang paling ringan kemudian meningkat kepada yang lebih berat :

 Penyakit Pertama: Pembicaraan yang Tidak Berguna

     Jika Anda berbicara tentang sesuatu yang tidak Anda perlukan dan tidak bermanfaat bagi Anda, maka berarti Anda menyia-nyiakan waktu. Anda akan dihisab atas perbuatan lidah Anda dan berarti Anda telah mengganti yang lebih baik dengan yang lebih rendah. Kalau Anda pergunakan waktu bicara tersebut untuk berfikir bisa jadi Anda akan mendapatkan limpahan rahmat Allah pada saat tafakkur sehingga sangat besar manfaatnya. Sekiranya Anda memuji Allah, menyebut-Nya dan mengagungkan-Nya niscaya hal itu lebih baik. Berapa banyak satu kalimat yang dengannya dibangun istana di Syurga.
     Diamnya orang Mu’min hendaknya merupakan tafakkur, penglihatannya merupakan pengambilan pelajaran, dan ucapannya merupakan dzikir. Bahkan modal hamba adalah waktunya. Bila dipergunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat baginya dan tidak dipakai untuk menimbun pahala di akhirat maka sesungguhnya dia telah menyia-nyiakan modalnya.
     “Termasuk tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
     Obat dari semua ini adalah mengetahui bahwa dirinya akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap kata yang diucapkan, lidahnya adalah jaring yang bisa dipakai untuk mendapatkan bidadari Syurga, menyia-nyiakan hal tersebut merupakan kerugian yang nyata. Itulah obat dari segi ilmu. Dari segi amal adalah dengan ‘uzlah atau meletakkan kerikil di dalam mulutnya atau mewajibkan dirinya untuk diam tidak mengatakan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya sehingga lidahnya terbiasa meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.

 Penyakit Kedua: Berlebihan dalam Berbicara
      Meliputi pembicaraan yang tidak bermanfaat dan menambah pembicaraan yang bermanfaat sehingga melebihi keperluan.
      Ibrahim at-Taimi berkata, “Apabila seorang Mu’min ingin berbicara maka ia melihat, jika menguntungkan dirinya ia berbicara tetapi jika merugikan maka ia menahan diri. Orang yang durhaka adalah orang yang lidahnya terumbar bebas.”
     Yazid bin Abu Hubaib berkata, “Termasuk fitnah seorang alim ialah jika dia lebih suka berbicara ketimbang mendengarkan. Jika sudah ada orang yang berbicara cukup maka mendengarkan adalah keselamatan sedangkan ikut berbicara adalah kelebihan omongan dan kekurangan."

Penyakit Ketiga: Melibatkan Diri dalam Pembicaraan yang Batil
Yakni pembicaraan tentang berbagai kemaksiatan.
     Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. (Q.S an-Nisa:140)
     Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang membuat teman-teman duduknya tertawa, tetapi ucapan tersebut menjerumuskan-nya lebih jauh dari bintang Tsuraaya. (HR. Ibnu Abu Dunya)

Penyakit Keempat: Perbantahan dan Perdebatan
      Janganlah kamu mendebat saudaramu, janganlah kamu mempermainkannya, dan janganlah kamu membuat janji dengannya lalu tidak kamu tepati. (HR. Tirmidzi)
     Siapa yang meninggalkan perbantahan padahal dia benar maka dibangun untuknya sebuah rumah di Syurga yang paling atas. Siapa yang meninggalkan perbantahan sedangkan dia salah maka dibangun untuknya sebuah rumah di bagian pinggir Syurga. (HR. Tirmidzi)
     Tidaklah sesat suatu kaum setelah Allah Subhanahu wa Ta'ala menunjuki mereka kecuali karena mereka melakukan perdebatan (HR. Tirmidzi)

Perbantahan ialah setiap sanggahan terhadap pembicaraan orang lain dengan menampakkan ketimpangan di dalamnya.
Motivasinya adalah rasa superioritas dengan menampakkan ilmu dan keunggulan disertai serangan terhadap orang lain dengan menampakkan kekurangannya.

Penyakit Kelima : Pertengkaran
Ia lebih berat dari perbantahan dan perdebatan.
Perbantahan adalah pengertian tentang perkara yang berkaitan dengan memenangkan pendapat atau pemikiran tanpa terkait tujuan selain melecehkan orang lain, dan menampakkan keunggulan dan kepintarannya.
Sedangkan pertengkaran adalah bersikeras dalam pembicaraan untuk mendapatkan harta atau hak yang direncanakan.
     Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling keras dalam pertengkaran. (HR. Bukhari)
Celaan ini ditujukan kepada orang yang bertengkar dengan cara yang batil dan tanpa ilmu.
     Hal yang akan memasukkan kamu ke dalam sorga (diantaranya) adalah perkataan yang baik dan memberi makan. (HR. Thabrani)
     Dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia. (al-Baqarah: 83)
     Takutlah kalian akan api neraka sekalipun dengan sebelah biji korma; jika kamu tidak punya maka dengan perkataan yang baik. (HR. Bukhari dan Muslim)

Wallahu'alam bishshowab

Redaktur : Tim INC divisi TSI-PSDM ODOJ

Editor     : Timwebkonten

No comments:

Post a Comment