Saturday 15 August 2015

sedekah

Manfaat Sedekah
Pada dasarnya ada tiga pihak yang
mendapatkan manfaat dari sedekah.
Pertama, orang yang mengeluarkan
sedekah. Kedua, orang yang mendapatkan
sedekah. Ketiga, masyarakat yang ada di
sekitar orang yang bersedekah. Marilah kita
teliti manfaat sedekah tersebut dari tiga
sudut pandang.
Manfaat Sedekah Bagi Orang Yang
Mengeluarkannya
Sebenarnya manfaat terbesar dari amal
sedekah itu bukan orang yang
menerimanya, tetapi justru orang yang
mengeluarkannya. Orang yang
mengeluarkan sedekah mendapatkan
banyak manfaat dari sedekahnya. Di antara
manfaat sedekah bagi pelakunya adalah
sebagai berikut.
1. Sebagai Kesempurnaan Iman dan Islam
Islam adalah agama yang rahmatan lil
‘alamin yang artinya sebagai pembawa
rahmat bagi alam semesta. Karena itu,
Islam bukan hanya mengajarkan bagaimana
seorang muslim itu berhubungan dengan
Tuhannya. Akan tetapi, islam juga
mengajarkan bagaimana berhubungan baik
dengan keluarganya, tetangganya, dan
masyarakatnya.
Rasa empati sosial dalam ajaran agama
Islam bukan hanya dalam wacana-wacana
kosong yang tanpa aplikasi. Akan tetapi,
rasa empati sosial dalam Islam diwujudkan
dengan tindakan-tindakan nyata, bukan
sekedar pengakuan. Oleh karena itu, orang
yang mengaku bertakwa ditantang oleh
Allah untuk melakukan perbuatan sebagai
bukti keimanan, keislaman, dan
ketakwaannya. Jika perbuatan yang
diperintahkan tersebut bisa dijalankan
dengan baik, maka ia memang pantas
disebut mukmin, muslim, dan muttaqin.
Dalam Al-quran Allah berfirman:
Kitab (Al-Quran) tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman
kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat,
dan menafkahkan sebahagian rezeki yang
Kami anugerahkan kepada mereka. (QS. Al-
Baqarah: 2-3).
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa
menafkahkan rejeki adalah termasuk tanda-
tanda ketakwaan. Dalam ayat di atas
disebutkan menafkahkan sebagian rejeki
adalah memberikan sebagian dari harta
yang telah direzekikan oleh Tuhan kepada
orang-orang fakir, orang-orang miskin,
kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-
lain.
Penjelasan bahwa menafkahkan rejeki
termasuk dari ciri-ciri orang yang bertakwa
juga dijelaskan oleh Allah di dalam Al-
Qur’an surat Ali Imran ayat 133-134.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa, (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan.
Dalam ayat di atas menginfakkan harta,
yang salah satunya adalah dengan sedekah,
adalah ciri pertama orang yang bertakwa.
Allah memerintahkan meninfakkan harta
bukan saja dalam keadaan senang akan
tetapi juga dalam keadaan susah.
Untuk bisa menginfakkan harta dalam
segala keadaan dan suasana memang
bukanlah sesuatu yang mudah. Ada orang
yang di saat merasa senang, lega hatinya,
dan tentram jiwanya tidak merasa berat
untuk menginfakkan hartanya. Apalagi jika
ia baru mendapat rejeki yang tidak diduga-
duga. Memberikan sebagian hartanya
bukanlah sesuatu yang berat. Namun ada
pula orang yang merasa ringan untuk
bersedekah dalam keadaan sulit. Atau
mungkin malah saat nyawa baru sekarat ia
baru ingat sedekah. Sementara ketika dalam
keadaan sehat ia berat untuk memberikan
sebagian hartanya kepada orang-orang yang
membutuhkan.
Allah memerintahkan kita untuk
menginfakkan sebagian rejeki bukan saja di
saat dalam keadaan senang namun juga
dalam keadaan susah. Masing-masing ada
keutamaanya. Orang yang bersedekah saat
dirinya dalam keadaan sehat dan
mendambakan kekayaan akan memperoleh
pahala yang agung. Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
disebutkan,
Ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah lalu berkata, “Wahai Rasulullah,
sedekah seperti apakah yang pahalanya
paling agung?” Beliau menjawab, “Kamu
bersedekah pada saat kamu merasa sehat,
merasa sayang kepada harta, takut menjadi
fakir, dan mendambakan kekayaan.
Janganlah kamu menunda sedekah hingga
nyawamu sampai di tenggorokan. Lalu
kamu berkata, “Untuk si A sekian, untuk si
B sekian, dan untuk si C sekian.”
Sabda Rasulullah di atas mengindikasikan
betapa cerdasnya beliau. Beliau mengetahui
bahwa saat orang dalam keadaan sehat dan
memiliki harta maka ia akan merasa kurang
terhadap hartanya tersebut. Meskipun
ditangannya ada kekayaan namun hati dan
jiwanya masih sangat haus harta dan
menginginkan tambahan yang jauh lebih
banyak. Orang yang dalam keadaan untuk
mengeluarkan sedekah merasa berat. Ia
merasa bahwa masih banyak kebutuhan-
kebutuhan ekonominya yang harus dicukupi
sehingga hal itu akan menjadi penghambat
utama saat ia ingin bersedekah.
Bersedekah dalam keadaan sangat
membutuhkan, terutama pada saat pecekik
juga sangat dianjurkan. Di dalam surat Al-
Balad Allah berfirman:
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya
dua jalan, tetapi Dia tiada menempuh jalan
yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu,
apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
(yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
atau memberi makan pada hari kelaparan,
(kepada) anak yatim yang ada hubungan
kerabat, atau kepada orang miskin yang
sangat fakir. (Al-Balad: 10-16).
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa
memberikan makanan bagi anak yatim dan
fakir miskin saat musim pacekik disamakan
dengan ‘aqabah’. Aqabah adalah jalan yang
berliku-liku, licin, dan sukar didaki yang ada
di gunung. Artinya bisa memberikan
sesuatu di saat diri sendiri sangat
membutuhkan adalah sangat sulit. Oleh
karena itu Allah menyebut mereka sebagai
golongan kanan atau golongan yang
berbuat kebajikan.
Salah satu rukun Islam adalah membayar
zakat. Zakat adalah bagian dari sedekah.
Para ulama menamakan zakat sebagai
sedekah wajib. Orang yang memiliki
kelebihan harta tetapi enggan membayar
zakat diancam oleh Allah dengan siksa yang
pedih.
Dan orang-orang yang menyimpan emas
dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Allah, maka beritahukan kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat)
siksa yang pedih, pada hari dipanaskan
emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung
dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang
kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang
kamu simpan itu.” (QS At-Taubah: 34-35).
Begitulah pedihnya azab yang harus
diterima oleh orang yang enggan
mengeluarkan zakat. Dan jika untuk
mengeluarkan zakat. Dan jika untuk
mengeluarkan zakat yang hukumnya wajib
saja orang sudah enggan apalagi untuk
mengeluarkan sedekah sunah.
2. Tanda Husnu Zhan kepada Allah
Setiap manusia memiliki kecenderung
menyukai harta benda. Kecenderungan
tersebut mendorongkannya untuk mencari
apa yang belum dimiliki dan
mempertahankan apa yang sudah ada
ditangan. Bahkan kadang manusia
melampaui batas sehingga ia mengganggap
rejeki yang dimilikinya bukan berasal dari
Allah namun dari kerja kerasnya.
Orang yang mau mengeluarkan sebagian
rejekinya untuk disedekahkan kepada orang
lain berarti di dalam dirinya ada husnu
zhan (berbaik sangka) kepada Allah. Ada
keyakinan di dalam dirinya bahwa Allah
akan mengganti sedekah yang
dikeluarkannya tersebut dengan sesuatu
yang lebih baik. Berbeda dengan orang pelit
yang menganggap pintu rejeki itu hanya
kerja keras dan kikir kepada orang lain. Ia
tidak yakin jika ia mengeluarkan sedekah
niscaya Allah akan menggantinya yang lebih
baik. Dalam sebuah hadist qudsi disebutkan
bahwa Allah berfirman, “Aku menurut
persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.” Apabila
orang mau berbaik sangka kepada Allah,
maka Allah akan memberikan kebaikan
kepadanya. Dan jika orang berburuk sangka
kepada Allah, prasangka itu akan kembali
kepadanya.
Karena sedekah bisa menjadi bukti seorang
hamba berbaik sangka kepada Allah, maka
tidak mengherankan jika Allah juga akan
memberikan apa yang lebih baik daripada
apa yang disangkanya sehingga sedekah itu
tidak akan membuat hartanya berkurang
namun justru akan membuat hartanya
bertambah. “Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah.”
3. Mensyukuri Nikmat Allah
Harta adalah salah satu nikmat yang
diberikan oleh Allah kepada manusia. Dan
Allah tidak membagi harta kepada semua
manusia dengan bagian sama. Ada orang
yang mendapatkan bagian yang banyak dan
ada yang mendapatkan bagian yang sedikit.
Semua itu semata-mata hanya untuk
menguji manusia apakah jika ia diberi harta
yang banyak akan bersyukur ataukah tidak.
Dan apakah jika ia diberi harta sedikit
apakah akan bersabar ataukah tidak.
Syukur atau yang dalam bahasa Indonesia
biasa disebut dengan terima kasih itu tidak
semata-mata diucapkan dengan lisan. Akan
tetapi harus disertai keyakinan dan
perbuatan nyata. Orang yang mengaku
bersyukur namun tidak bisa menggunakan
nikmat di jalan Allah berarti dia belum
bersungguh-sungguh dalam syukur
nikmatnya namun hanya pemanis kata
belaka.
Allah menjamin bagi orang yang mensyukuri
nikmat Allah akan diberikan tambahan
nikmat. Dan orang yang tidak mensyukuri
nikmat Allah, maka ia akan mendapatkan
azab yang pedih sebagaimana firman Allah:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku). Maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS
Ibrahim: 7).
Ayat di atas menjadi jaminan bahwa orang
yang mensyukuri nikmat Allah akan
mendapatkan tambahan nikmat tersebut.
Tambahan itu bisa berupa nikmat materi
ataupun nikmat non materi. Nikmat materi
bisa dengan hartanya semakin bertambah,
proyeknya lancar, dan sebagainya.
Sedangkan tambahan yang bersifat non-
materi misalnya hartanya bertambah
berkah, hatinya tentram walaupun sedikit
hartanya, urusannya dimudahkan oleh
Allah, dan sebagainya.
4. Sebab Memperoleh Cinta Allah Dan Cinta
Sesama Manusia
Orang dermawan dicintai dekat kepada
Allah, dekat kepada manusia, dekat kepada
surga, dan jauh dari neraka. Orang yang
pelit jauh dari Allah, jauh dari manusia,
jauh dari surga, dan dekat kepada neraka.
Perintah Allah kepada kita untuk
bersedekah sudah sangat jelas, baik yang
disebutkan dalam Al-Quran maupun hadist
qudsi. Pada hakikatnya orang yang
bersedekah menjadi wakil Allah dalam
mengasihi hamba-hamba-Nya. Keutamaan-
keutamaan dan pahala-pahala sedekah
sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan
hadist. Karena itu, salah satu langkah jitu
untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang
Allah adalah dengan cara mengasih sesama
manusia. Dan salah satu cara mengasihi
sesama manusia adalah dengan bersedekah
kepada mereka.
Dikisahkan ada seorang sufi yang bermimpi
melihat catatan orang-orang yang mencintai
Allah. Namun, sayang ternyata ia tidak
mendapatkan namanya tercantum di sana.
Kenyataan pahit itu tidak membuatnya
putus asa. Ia berkata, “Mungkin untuk
disebut sebagai orang yang mencintai Allah
aku belum pantas. Karena itu, lebih baik
aku mencintai sesama manusia saja.” Pada
malam yang lain ia kembali bermimpi bisa
melihat catatan orang-orang yang mencintai
sesama manusia saja.” Pada malam yang
lain ia kembali bermimpi bisa melihat
catatan orang-orang yang mencintai Allah.
Anehnya, ternyata namanya ada barisan
paling atas. Ternyata perbuatan cinta dan
kasih sayang kepada sesama manusia bisa
menjadikan sebab seseorang dicintai oleh
Allah. Pantaslah jika rasulullah bersabda,
“Tidak termasuk golongan kami orang yang
tidak menghormati orang yang lebih tua
dari kami dan tidak menyayangi orang yang
lebih muda daripada kami.” Dalam hadits
lain disebutkan, “Barang siapa tidak
mengasihi maka ia tidak akan dikasihi.”
Dalam hadits lain disebutkan, “Kasihilah
yang ada di atas bumi niscaya yang ada di
atas langit akan mengasihimu.”
Selain kecintaan Allah, orang yang suka
bersedekah akan mendapatkan kecintaan
dari sesama manusia. Sudah menjadi tabiat
manusia untuk ingin diperhatikan,
dimengerti, dan dibantu. Sedekah adalah
salah satu bentuk empati sosial. Orang yang
memiliki memberi apa yang dimilikinya
kepada orang yang memerlukan. Tidak
disangsikan lagi, bahwa setiap orang yang
diberi suatu kenikmatan pasti ia akan
merasa senang dengan pemberinya. Dengan
kita rajin melakukan sedekah, Insya Allah
akan menjaga lahir batin kita.
5. Mensucikan Jiwa
Cinta dunia adalah kotoran yang menempel
dalam jiwa manusia. Salah satu bentuk cinta
dunia adalah mencintai harta yang
berlebihan. Dalam surat Al Fajr ayat 20
Allah sudah menyindir kita dan kamu
mencintai harta benda dengan kecintaan
yang berlebihan. Dalam ayat yang lain Allah
berfirman, Celakalah bagi setiap pengumpat
lagi pencela, yang mengumpulkan harta
sebanyak-banyaknya. (QS Al Humazah:
1-2). Allah juga berfirman, Bermegah-
megahan melalaikan kamu, hingga kamu
masuk ke liang kubur. (QS At Takasur: 1:2).
Sifat bakhil adalah kotoran yang menodai
jiwa. Dan kotoran itu harus disucikan. Cara
mensucikannya adalah menanam sifat
pemurah dengan cara senang bersedekah.
Insya Allah dengan rajin sedekah kotoran
yang berupa sifat kikir tersebut akan hilang.
Dan jika hati dan jiwa sudah bersih, maka
kita akan merasa mendapat kelapangan dan
kemudahan untuk beribadah kepada Allah.
6. Membawa Berkah dan Menyuburkan
Harta
Sedekah bisa membawa berkah bagi harta
orang yang melakukannya. Lalu apa
sebenarnya yang dimaksud berkah itu dan
apa gunanya? Kata berkah memang sulit
dicari padanannya di dalam bahasa
Indonesia. Kata yang maknanya dekat
dengan berkah adalah manfaat. Orang yang
rajin bersedekah hartanya akan penuh
berkah, artinya harta itu memberi manfaat
bagi kehidupan duni dan akhiratnya.
Harta yang memberikan berkah akan
membawa ketenangan dan ketentraman
dalam hati pemiliknya. Harta yang
membawa berkah akan membuat
pemiliknya rajin untuk beribadah.
Sebaliknya, harta yang kosong dari berkah
akan menganggu ketentraman pemiliknya
dan membuat pemiliknya enggan
beribadah.
Sebagai perumpamaan, sebuah sepeda
motor yang berkah membawa keselamatan
bagi pengemudinya dan motor itu akan
selalu digunakan untuk hal-hal yang
bermanfaat dan membuat Allah ridha.
Sebaliknya, harta yang tidak berkah tidak
akan membawa manfaat bagi pemiliknya
atau justru mengantarkan pemiliknya atau
justru mengantarkan pemiliknya pada
kebinasaan. Harta yang tidak berkah juga
cenderung untuk digunakan untuk
bermaksiat, bukan untuk beribadah.
Selain membawa berkah, sedekah bisa
menyuburkan harta seseorang. Ini sesuai
dengan janji Allah dalam Al-Qur’an,
Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan
sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang tetap dalam kekafiran, dan
selalu berbuat dosa. (QS Al-Baqarah: 276).
Dalam ayat lain Allah berfirman,
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (QS. Al
Baqarah: 261).
Ada banyak orang yang sudah mengalami
kejadian luar biasa karena sedekahnya.
Insya Allah akan dikemukakan pada
pembahasan yang lain.
7. Menutup Aib
Setiap orang memiliki peluang untuk
berbuat salah. Hanya Nabi dan Rasul saja
yang memiliki sifat ma’shum (dijaga dari
segala dosa). Dan sedekah bisa menutup
aib orang yang melakukannya. Dalam
sebuah syairnya Imam Syafii berkata,
Jika engkau memiliki aib di antara manusia
Dan kau ingin aib itu tertutupi
Maka tutuplah aib itu dengan sedekah
Sebab tidak ada orang yang bersedekah
dicela
Imam Syafii bukan hanya seorang penyair
yang bisa melantunkan bait-bait syair yang
indah namun beliau juga pelaku dari apa
yang dilakukannya. Ketika beliau diberi
uang seribu dirham oleh Khalifah Harun Ar
Rasyid, beliau membagi-baginya kepada
fakir miskin tanpa sisa. Dan beliau tidak
pernah diminta oleh seseorang melainkan
beliau berikan apa yang diminta orang
tersebut.
Sedekah bukan hanya menutup aib di dunia
namun juga bisa menutup aib manusia di
akhirat. Betapa banyak orang yang
diselamatkan dari api neraka karena
sedekah yang dilakukannya. Bahkan
seandainya besok terjadi kiamat, dan kita
memiliki sebutir kurma untuk disedekahkan,
maka kita harus menyedekahkan kurma
tersebut.
8. Mendatangkan Pertolongan Allah
Nasib manusia bisa berubah sewaktu-
waktu. Kadang kala sehat dan kadang kala
sakit. Kadang bahagia dan kadang sengsara,
kadang sakit dan kadang sehat. Bagitulah
permainan hidup yang kita jalani sejak kita
lahir hingga meninggal dunia.
Sedekah bisa menjadi sebab Allah
mendatangkan pertolongan kepada kita.
Ada orang miskin yang dalam
kemiskinannya bersedekah dan sebab
sedekahnya itu Allah mengaruniai harta
yang melimpah. Ada seorang yang sakit
parah hingga dokter menyerah namun
karena si sakit rajin bersedekah maka
penyakitnya menjadi sembuh. Ia kembali
menjadi sehat walfiat.
9. Mendapatkan Naungan dari Allah
Saat hari kiamat datang manusia dalam
keadaan bingung. Udara sangat panas
seakan-akan matahari bisa digapai dengan
tangan. Peristiwa seperti ini sudah
digambarkan oleh Baginda Rasul lebih dari
empat belas abad yang lalu. Dan pada
zaman ini kita sudah bisa merasakan
kebenarnya. Bumi yang semakin lama
semakin panas, lapisan ozon semakin tipis
dan bahkan sekarang kita terancam oleh
global warming (pemanasan global). Semua
itu mengindikasikan kebenaran sabda-sabda
Rasulullah tentang zaman akhir.
Saat manusia dalam kekalutan yang luar
biasa dan tidak ada naungan yang bisa
diharapkan selain naungan Allah itulah
orang yang rajin bersedekah bisa
bergembira. Sebab Bagida Rasulullah sudah
bersabda, Ada tujuh golongan yang kelak
mendapatkan naungan dari Allah pada hari
tidak ada naungan selain naungan-Nya.
Salah satunya adalah seorang pemuda yang
bersedekah dengan tangannya hingga
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
disedekahkan dengan tangan kanannya.
Jadi Allah menjamin orang yang mau
bersedekah sirri (yaitu sedekah yang tidak
diketahui oleh orang lain) untuk diberi
naungan pada hari kiamat. Saat itu sudah
tidak ada naungan selain naungan Allah.
Manfaat Sedekah Bagi Orang yang
Menerima
Tidak diragukan lagi pasti orang yang
menerima sedekah akan merasakan manfaat
dari sedekah yang diterimanya. Manfaat itu
bisa bersifat manfaat lahir dan bisa berupa
manfaat batin,
1. Manfaat Lahir
Secara lahir orang yang menerima sedekah
akan dicukupkan kebutuhannya dan
diringankan beban kesulitan hidupnya.
Perut yang tadinya merasa lapar bisa
menjadi kenyang karena ada orang yang
memberinya sedekah. Biaya sekolah yang
berat dan tidak terbayarkan bisa menjadi
ringan karena ada orang yang mengulurkan
tangan memberi sedekah.
Sedekah yang bisa dimanfaatkan dengan
produktif bisa mengurangi pengangguran.
Betapa banyak orang yang menganggur
karena PHK bisa berwiraswasta karena
uluran tangan orang yang memberikan
sedekah. Bahkan bukan saja bisa
mencukupi dirinya sendiri tetapi juga
menolong orang lain.
2. Manfaat Batin
Selain manfaat lahir, orang yang
mendapatkan sedekah juga mendapatkan
manfaat batin. Ia akan merasa terbantu.
Akan tumbuh dalam dirinya betapa orang
lain memperhatikan dan membantu dirinya.
Sedekah yang ia terima bisa menjadi bukti
bahwa ia tidak menghadapi segala
persoalan ini sendirian. Namun masih
banyak saudaranya yang mau berbagi
beban derita. Dorongan psikologis ini
sangat diperlukan bagi setiap orang.
Manfaat Sedekah Bagi Sosial Masyarakat
Selain orang yang mengeluarkan sedekah
dan orang yang mendapatkan sedekah,
masyarakat pun akan mendapatkan manfaat
yang besar jika sedekah ini tumbuh subur di
masyarakat. Di antara manfaat-manfaat
tersebut sebagai berikut.
1. Terciptanya Lapangan Kerja
Di masyarakat kita sebenarnya banyak
orang yang produktif. Yang menjadi kendala
mereka hanyalah permodalan. Untuk
menurunkan pinjaman dari Bank kadang
ada banyak persyaratan administrasi yang
sulit dipenuhi. Misalnya, angunan berupa
sertifikat tanah atau BPKB motor. Belum
lagi bunga bank yang tidak akan pernah
kompromi dengan untung laba usaha
nasabahnya.
Problem-problem permodalan seperti itu
sebenarnya bisa teratasi jika kesadaran
orang untuk bersedekah itu tinggi.
Andaikata para jutawan dan milyarder di
negeri ini mau konsisten menyedekahkan
hartanya bagi orang yang membutuhkan,
niscaya pengangguran bisa dikurangi. Bagi
seorang milyarder uang sebanyak satu
sampai lima juta amatlah sedikit. Namun
bagi orang yang ketrampilan dan terbentur
modal, tentu uang sebesar itu akan sangat
membantu. Kalau pada akhirnya orang yang
dibantu tersebut sukses dalam usahanya
hingga memiliki banyak karyawan bukankah
akan tercipta banyak lapangan kerja?
Dalam sebuah seminar Bu Pamella pernah
menceritakan ketika bisnis keluarganya
bangkrut dan jatuh miskin, ada orang yang
mau mengulurkan zakat kepada mereka.
Dari zakat itu, kemudian dikelola menjadi
sebuah toko kelontong kecil yang akhirnya
menjadi sebuah swalayan, yang bernama
Flora. Pada perkembangan bisnis
selanjutnya beliau mendirikan Pamella.
Hingga saat ini sudah ada tujuh Pamella
swalayan. Tentu ini bisa menjadi bukti nyata
betapa sedekah bisa menciptakan lapangan
kerja, mengurangi pengangguran, dan
mengentaskan kemiskinan.
2. Mengurangi Angka Kriminal
Salah satu sebab seseorang melakukan
perbuatan-perbuatan kriminal adalah
karena kemiskinan. Karena perut lapar dan
tidak ada yang dimakan, maka orang
melakukan perbuatan jahat seperti mencuri,
merampok, dan sebagainya. Mungkin
perbuatan-perbuatan seperti itu pada
awalnya hanya sekedar untuk mengganjal
perut. Namun lambat laun bisa menjadi
profesi yang sulit untuk ditinggalkan.
Jika banyak orang yang rajin
menyedekahkan hartanya dan sedekah
tersebut bisa terdistribusi dengan baik dan
benar, insya Allah kemiskinan bisa
dientaskan secara bertahap. Jika kemiskinan
bisa dientaskan harapannya tingkat
kejahatan yang disebabkan kemiskinan bisa
diatasi. Jika tingkat kejahatan bisa
diminimalisir maka yang mendapatkan
keuntungan adalah masyarakat itu sendiri.
Insya Allah di sebuah masyarakat yang
penduduknya rajin bersedekah akan kecil
angka kriminalnya. Dan di sebuah
masyarakat yang penduduknya bakhil maka
akan tinggi angka kriminalnya.
3. Memperkuat Tali Ikatan Keluarga dan
Masyarakat.
Kaya dan miskin adalah sunatullah yang
tidak bisa diubah lagi. Perbedaan itu
diciptakan oleh Allah untuk menguji apakah
orang kaya mau bersyukur dan orang
miskin mau bersabar ataukah tidak.
Apabila ternyata dalam suatu masyarakat
orang yang kaya mau mensyukuri nikmat
yang salah satunya adalah dengan
bersedekah, niscaya akan tercipta hubungan
harmonis dalam masyarakat tersebut.
Dalam kitab Durratun Nashihin disebutkan
bahwa tegaknya dunia itu disebutkan
karena empat hal. Pertama, ilmu para
ulama. Kedua, keadilan para umara
(pemimpin). Ketiga, kedermawanan orang-
orang kaya. Keempat, kesabaran orang-
orang miskin. Apabila keempat hal ini bisa
terealisasi insya Allah akan tercipta
keamanan dan ketentraman dalam
masyarakat tersebut. Tidak akan terjadi
kecemburuan sosial menyebabkan rasa iri
dan dengki.
Sebenarnya adanya perasaan iri dan dengki
itu disebabkan karena tidak adanya tali
ikatan yang kuat. Orang yang miskin tidak
akan iri kepada orang kaya apabila orang
kaya tersebut mau berbagi suka kepadanya.
Kecemburuan sosial tidak pernah muncul
jika antara si kaya dan si miskin mau saling
mengenal, memahami, dan saling
membantu. Dengan demikian nyatalah
bahwa sedekah bisa memperkuat tali
hubungan dalam masyarakat.

No comments:

Post a Comment