Wednesday 5 August 2015

cara orang tua jepang mendidik anak

ANAK

Kalo di Indonesia anak-anak itu dianggap makhluk kecil lucu yang ga boleh banyak dilarang biar ga menghambat kreativitas nya. Padahal sebenarnya justru sejak kecil mereka harus dididik untuk memahami aturan yang ada.

Orang tua di Jepang menerapkan kedisiplinan pada anak-anak nya sejak dini. Mereka tak segan menghukum bila anaknya nakal. Tapi bedanya anak-anak ga pernah dimarahin didepan umum. Mereka akan di tegur dan dihukum saat berada di rumah. Oleh sebab itu, anak-anak Jepang jarang yang bersikap seenaknya karena mereka tau apa konsekwensinya jika mereka melanggar aturan.

Anak-anak juga diajari berempati pada semua orang.
Semua perbuatan mereka pasti ada akibatnya dan mereka diajari untuk menjaga sikapnya. Orang Jepang selalu menasehati anaknya dengan nasehat ini : perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan. Setiap tindakan anak akan selalu membawa akibat kepada orang lain. Jadi ia akan terbiasa mementingkan perasaan dan kepentingan orang lain lain terlebih dahulu sebelum kepentingannya sendiri.

Kalo kita makan di restoran ga ada anak-anak yang hilir mudik, berjalan kesana kemari. Semua anak duduk di bangkunya masing-masing. Bayi selalu digendong atau dipangku oleh ibunya. Kalo bayinya rewel, sang ibu akan berdiri dan menggendongnya. Di Jepang, ibu-ibu tidak pernah menyusui bayinya di tempat umum. Mereka selalu menyusui di ruangan menyusui.

Di rumah sakit, klinik, mall, dan tempat umum lainnya, tidak ada anak-anak yang berjalan mundar mandir, lari kesana kemari, berbicara keras-keras. Misalkan di klinik atau rumah sakit, berbahaya jika anak kita berjalan-jalan atau bahkan berlari-lari. Karena banyak petugas medis berlalu lalang, atau pasien yang bisa terjatuh karena tersandung anak. Selain itu, hal ini mengganggu kenyamanan orang lain. Kita tentu saja menyukai suasana yang tenang dan tertib.

Di kereta, anak-anak harus duduk dengan tertib dan tidak berisik. Karna di Kendaraan umum tidak boleh mengganggu penumpang lain.

Sekolah menitikberatkan kepada etika dan hal ini diajarkan sejak dini. Sejak di rumah. Lalu dilanjutkan di sekolah hingga di tempat kerja kelak. Semua komponen masyarakat, baik keluarga dan sekolah, mengajarkan anak untuk beretika dan bersopan santun. Anak-anak diajari untuk minta ijin dulu sebelum meminjam mainan temannya, diajari untuk selalu bersikap sopan dan tersenyum. Membiasakan mengucapkan terimakasih dan meminta maaf bila melakukan kesalahan baik itu disengaja maupun tidak.



Orangtua tidak permisif, mereka diajari melakukan segala sesuatu yang sudah seharusnya dilakukan sejak dini. Yang tidak boleh dilakukan tetap saja dilarang. Bukan karena masih kecil lalu mereka dibiarkan saja melanggar aturan. Misalnya kalo mereka tidak boleh menyerobot antrian di toilet. Mereka tetap harus mengantri dengan orang dewasa lain sekalipun.

MEDIA tv di Jepang mungkin bagi orang Indonesia menjadi tidak menarik karna isinya kebanyakan adalah acara talk show, makan-makan, jalan-jalan dan ilmu pengetahuan. Hampir bisa dibilang media baik tv maupun cetak tidak banyak berpengaruh pada mental mereka karna pemerintah Jepang memang melarang memasang foto atau gambar yang bersifat kekerasan atau pornografi.

Kurikulum di sekolah menekankan pentingnya beretika dan bersopan santun. Dan dirumah pun mereka dididik menghargai waktu. Belajar untuk bergantian dan bersabar saat bermain dengan teman-teman nya. Mereka tidak terbiasa main rebut. Kata-kata tolong, terima kasih dan maaf adalah hal yang sudah biasa mereka ucapkan.

Dari lahir, anak-anak selalu bersama ibunya. Mereka tidak pernah luput dari pengawasan sang ibu. Ibu-ibu di Jepang disiplin sekali terhadap anak anaknya. Mereka mengasuh dan mendidik anak-anak itu tanpa bantuan pembantu atau baby sitter. Bukan karna tenaga pembantu atau baby sitter mahal disana. Tapi justru karena pemahaman mereka akan pentingnya mendidik anak yang memang menjadi tanggung jawab mereka.

No comments:

Post a Comment